Kamis, 12 Juni 2014

JUMLAH KERUGIAN NEGARA ANTARA KORUPSI DAN PIUTANG TAK TERTAGIH


PERBANDINGAN JUMLAH KERUGIAN NEGARA DISEBABKAN KORUPS DAN PIUTANG MACET
 
            Kerugian keuangan negara yang dialami Indonesia akibat korupsi sejak tahun 2004 sampai 2012 sejumlah Rp 34,4 triliun. Sementara itu total aset atau kekayaan negara yang berhasil diselamatkan KPK tahun 2011 sebanyak Rp. 152,9 triliun dan total kerugian uang Negara yang berhasil diselamatkan KPK tahun 2011 sebanyak Rp. 134,7 miliyar. Aset/kekayaan negara yang berhasil diselamatkan KPK tahun 2011 sebanyak Rp. 152,9 triliun itu, 99,65 persen berasal dari sektor hulu migas (aset-aset migas milik negara yang tidak pernah tercatat oleh pemerintah), kemudian 0,35 persen dari pengalihan hak barang milik negara. Sementara kerugian uang negara yang berhasil diselamatkan KPK tahun 2011 Rp. 134,7 miliyar berasal dari penanganan perkara tindak pidana korupsi (TPK), uang pengganti, uang rampasan, uang sitaan, penjualan hasil lelang TPK, penerimaan negara bukan pajak dan disetorkan ke rekening kas negara/daerah. Hal tersebut diungkapkan oleh M. Busyro Muqoddas, wakil ketua KPK dalam acara Silaturahim dan Tabligh Akbar Pimpinan Daerah Muhammadiyah Provinsi Jambi di Auditorium RRI Minggu (16/9) juga mengungkapkan, terdakwa yang telah ditangani KPK sejak tahun 2004 sampai Agustus 2012 sebanyak 339 orang, diantaranya; anggota DPR/DPRD 64 orang, menteri/kepala lembaga 6 orang, duta besar 4 orang, komisioner/dosen 7 orang, gubernur 8 orang, walikota/ bupati/wakil 31 orang, eselon I,II,III 103 orang, hakim 6 orang, jaksa 6 orang, swasta 68 orang, lain-lain 35 orang. Menurut Busyro kekayaan Indonesia sangatlah banyak. Tahun 2005 saja sebanyak Rp. 852 Triliun, kemudian tahun 2012 Rp. 3.023,44 Triliun, meningkat 3,5 kali lipat dengan kekayaan bersih mencapai Rp. 1.076,07 triliun.
            Sementara itu potensi kekayaan Indonesia, seperti Indonesia merupakan lumbung energi panas bumi terbesar dunia, kemudian pengekspor terbesar rotan, penghasil LNG terbesar dunia, produsen timah terbesar dunia, produsen tembaga ketiga dunia, produsen emas kedelapan dunia, produsen kopi terbesar ketiga dunia dan produsen kakao ketiga dunia. Sementara itu kondisi Indonesia berbanding terbalik dengan kekayaan yan dimilikinya. Saat ini sekitar 84 penduduk Indonesia setiap malam masih dirundung kegelapan, kemudian 35,6 persen konsumsi energi dinegeri ini sangat tergantung pada BBM, angka kemiskinan 30,02 juta jiwa. Tidak hanya itu, hutang luar negeri per November 2011 mencapai Rp 1.816,85 triliun dan harus membayar bunga hutang Rp 115,21 triliun dalam APBN 2011 dan 3,8 juta hektar hutan di Indonesia rusak setiap tahunnya.
1.      Jumlah Kerugian Negara dari Piutang Negara Perbankan ( Kredit Macet Bank Milik Negara )
Kredit Macet Bank RI Capai Rp 33 Triliun di 2011 naik 17%. Bank Indonesia (BI) mencatat hingga akhir 2011 jumlah kredit macet perbankan mencapai Rp 33,401 triliun. Jumlah ini naik 17,64% dibandingkan akhir 2010 yang sebesar Rp 28,396 triliun. Demikian terungkap dari data statistik perbankan yang dikutip detikFinance dari Bank Indonesia (BI), Kamis (16/2/2012).
Meskipun begitu, khusus untuk bulan Desember 2011 saja, nilai kredit macet perbankan di Desember 2011 turun Rp. 3,603 triliun dibandingkan November 2011 yang nilainya Rp. 37,004 triliun. Berdasarkan data BI tersebut, total jumlah kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) dari perbankan per akhir 2011 mencapai Rp. 52,527 triliun, naik tipis dari posisi di akhir 2010 yang sebesar Rp. 52,794 triliun. Rasio NPL perbankan di akhir 2011 mencapai 1,53%. Sampai akhir 2011 jumlah kredit yang dikucurkan perbankan Indonesia mencapai Rp. 2.200,094 triliun. Kredit ini naik dibandingkan di 2010 yang nilainya Rp. 1.765,845 triliun.
Dari total kredit tersebut, sebanyak Rp.
2.067,704 triliun  masuk  kategori  lancar.
Sementara Rp. 7,407 triliun masuk kategori kurang lancar, lalu Rp. 6,887 triliun masuk kategori diragukan, dan Rp. 33,401 triliun masuk kategori macet. Bank yang menguasai kredit terbesar hingga November adalah Bank Umum Swasta Nasional Devisa senilai Rp. 922,541 triliun, bank BUMN Rp. 776,833 triliun, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Rp. 175,702 triliun, bank asing Rp. 136,486 triliun, bank campuran Rp. 120,389 triliun, dan Bank Umum Swasta Non Devisa Rp 68,143 triliun.
Berikut posisi jumlah kredit macet perbankan:
- Bank BUMN Rp. 15,4 triliun
- Bank Umum Swasta Nasional Devisa Rp. 11,275 triliun
- Bank Pembangunan Daerah Rp. 2,494 triliun
- Bank Asing Rp. 2,296 triliun
- Bank Campuran Rp. 1,196 triliun
- Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa Rp. 741 miliar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar