DISKRIPSI
TEORI QUIETUS POLITIK
1. Bidang Teori ilmiah invensi
Invensi ini berhubungan dengan teori ” cara mental bekerja” berdasar pada asumsi, “ pikiran, sesungguhnya adalah kesadaran “.
Kita ada karena berpikir ( thinking being
) . Berpikir memungkinkan akal mengenali
cara mental bekerja. Cara mental bekerja di bentuk oleh dua kesadaran persuasive :
1)
Pertama disebut sebagai Kesadaran
persuasive minimal ( disingkat : Pm )
dan
2)
Kedua disebut sebagai Kesadaran persuasive
Maksimal ( disingkat : Px ) .
2. Latar belakang Invensi Teori Ilmiah.
1) Tindakan
manusia secara persuasive mengantisipasi dirinya pada kedaulatan mengambil
hidup untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya , dimana setiap orang
tidak dapat berbuat lebih baik tanpa membuat orang lain lebih buruk , masing-masing mengambil posisi sebagai zona
pengerukan laba dan sekaligus juga sebagai penikmat dan tong sampah, juga membiarkan
mati untuk tidak dapat dikatakan sebagai pembunuh. Sehingga penampakan dalam
kehidupan sekarang ini adalah sebuah lintasan kerja manual dan kerja mental ,
juga adalah sebuah distorsi antara
politik dan kematian ( quietus
politic ).
2) Implementasi dari kedua
persuasive diatas adalah sebagai berikut :
·
Pm - Adalah kesadaran selalu berhadapan dengan
pemenuhan kebutuhan /pikiran bagaimana kebutuhan dapat dipenuhi agar bisa hidup
lebih baik, pemikiran ini berada pada pola menjaga-jaga ( persuasive ) secara minimal, yang di sebut sebagai Cara
Kerja Manual.
·
Px -
. Adalah kesadaran dalam perluasan ( res
extensa ) , dimana kesadaran menjadi persuasive yang maksimal , yang mengambil tempat dalam
berpikir - “ bagaimana jika “. Misalnya bagaimana jika
tidak mendapatkan pasar terhadap produk saya, bagaimana jika saya terlambat
datang, dan seterusnya. Pemikiran ini berada paada Cara Kerja Mental.
3)
Pemenuhan kebutuhan adalah kesadaran persuasive
manusia, yang merupakan fondasi kekuasaan terhadap kebutuhan yang secara
minimal harus dipenuhi. Bila Pm diperluas menjadi PX . Maka tindakan untuk
menuju PX, memang adalah berbuat lebih baik,
namun bagi orang lain menjadi lebih buruk .
Sehingga penampakan dalam kehidupan
menjadikan PX adalah sebuah
lintasan distorsi antara
politik dan kematian ( quietus
politic).
4)
Mekanisme cara kerja manual dan cara kerja mental
bisa dijelaskan dengan contoh sebagai berikut :
5)
Contoh Pertama
Tidur. Ketika kita tidur , kemudian kita terjaga dari
tidur, berapa ukuran waktu kebutuhaan
persuasive minimal ( Pm ) sampai
kita terjaga dari tidur. Katakanlah
waktu yang kita perlukan untuk memuaskan kebutuhan untuk tidur , adalah 8 jam.
Kesadaran persuasive untuk pemenuhan kebutuhan “tidur “ adalah 8 jam (
Pm tidur = 8 ) . Kesadaran berikutnya adalah
kebutuhan kita terhadap “tidur” , secara persuasive ingin dipercepat ,
sehingga lamanya tidur menjadi pendek yaitu
3 jam.
a) Percepatan “tidur “
memerlukan alat yang dapat membangunkan kita agar cepat terjaga dari tidur. Sekarang kita berada pada
Px , yaitu “ kesadaran persuasive maksimal”
– percepatan pemenuhan “ terjaga “. Cara kerja mental mulai
berakselerasi dengan ratio . Siapa yang mendapat keadaan lebih baik dan untuk apa sesungguhnya keadaan yang lebih
baik dari bangun cepat itu ? .
b) Cara kerja Px adalah dengan menyiapkan “alarm”,menggunakan
isntrumen waktu dari Jam Beker atau HP . Px
secara mekanis menghasilkan produk kecepatan terjaga yang dimaksimalkan
oleh kekuasaan akal agar kita ‘terjaga. ( Px tidur = 3 ) .
c) Tujuan dari cepat
“terjaga” agar jangan sampai terlambat
bekerja atau melakukan agenda aktifitas pemenuhan kebutuhan hidup. Pada Px ,
Anda telah berbuat baik bagi agenda aktifitas Anda , tapi tahu kah Anda
, disadari atau tidak, sesungguhnya
tindakan Anda , tidak membuat diri Anda lebih baik, dari orang lain. Anda telah
berbuat baik terhadap agenda aktifitas , sehingga “bos” Anda menjadi senang.
Akan tetapi setidaknya dengan menggunakan “alarm” orang lain mengalami lebih
buruk “ kaget “ , terjaga dari tidurnya. Jadi sesungguhnya bila kesadaran
persuasive dimaksimalkan, tindakan ini menunjukan bahwa “ tidak ada berbuat sesuatu lebih baik tanpa membuat sesuatu lain lebih
buruk” pm-px = 3-8 . Hasil -5 ( min lima jam ). Pendapatan
yang Anda peroleh tidak lebih baik bagi Anda, karena pemenuhan
kebutuhan Anda untuk bertahan hidup
berkurang 5 jam. Jadwal yang dibuat oleh
perusahaan Anda adalah berbuat untuk lebih baik hanya bagi perusahaan Anda,
namun buruk bagi Anda. Durasi waktu itulah membuat daya tahan fisik Anda lebih
buruk.
3)
Contoh Kedua KTP
Elektronik
a)
Untuk menggambarkan bahwa Anda adalah penduduk
di suatu Negara, dan sebagai Warga
Negara dari suatu Negara, maka diperlukan sebuah identitas. Tentu saja bentuk
identitas itu perlu keputusan politik.
Perkara identitas ini menjadi rumit adalah karena jumlah penduduk disuatu
negara begitu kompleksnya. Disisi lain adalah ketersediaan dana juga menjadi pertimbangan politik yang bisa saja mengalami
bias . karena dalam katagori distribusi antara siapa penyalur dananya dan siapa
yang membuatnya , demikian juga bagaimana
hasilnya dan apakah kucuran sesuai dengan alokasi anggaran. Kucuran ketersediaan adalah rangkaian
peristiwa yang menopang pembuatan identitas
penduduk dan identitas warga Negara, maka ketersediaan identitas terbelah dalam dua
bentuk yaitu KTP adalah Kartu Tanda Penduduk sebagai suatu identitas penduduk
dalam antar daerah satu Negara , kedua Pasfort adalah identitas warga Negara
satu Negara antar Negara. Dalam konteks
identitas timbul gagasan /pemikiran politik
awal adalah kesadaran persuasive
minimal ( Pm ) bahwa penduduk di Negara ini harus memiliki identitas. Menaggapi
keprihatinan itu maka timbulah pemikiran ( kesadaran ) politik bentuk KTP dan
Parport serta dana . Dana
Penyelenggaraan KTP menjadi otoritas daerah, sedangkan dana penyelenggaraan
Pasport adalah urusan Negara /pemerintah pusat.
Gagasan ini adalah sebuah mekanisme cara Pm bekerja dalam batas kerja
manual. Selama kesadaran politik dalam
penerbitan KTP berjalan dalam wilyah kerja manual. Pada periode awal pembuatan
KTP dalam wilayah kerja manual.
Kesadaran politik dari kerja manual ini , tidak mengubah prioritas
terhadap proyek KTP identik dengan Pasport , berlakunya sesuai dengan porsi
identitasnya. Misal Penduduk wilayah
daerah ( kabupaten/Kota ) A. adalah A. tidak boleh A dan B sama. Perhitungan
biaya dan manfaat sepadan dengan pengelolaan resikonya . Berbuat sesuatu lebih baik tidak membuat
sesuatu lebih buruk.
b)
Tahap berikutnya adalah muncul gagasan dari
pemikiran yang merupakan bentuk kesadaran politik dalam wilayah Px yaitu kesadaran persuasive maksimal .
Identitas penduduk yang dahulu KTP manual diubah menjadi KTP elektronik.
Petimbangan politik adalah ketersediaan identitas KTP lebih setara dengan Pasport dimana semua
identitas berlaku didaerah lain , karena ia dianggap sebagai warga Negara,
bukan lagi dipandang sebagai penduduk di suatu daerah ( Kabupaten/Kota ).
Akhirnya pola kerja gagasan ini memasuki
wilayah kerja mental . Politik mengalami kesalahan prioritas. Menghidupkan
proyek KTP elektronik , menjadi penting
secara skala politik . Disini
ketersediaan dana diambil alih oleh Negara /Pemerintah Pusat. Pada priode ini –
Pembuatan KTP berubah menjadi proyek KTP , tahap dimna mekanisme bekerjanya
masuk dalam wilayah “Kerja Mental “ . Ciptaan menjadi totonnan/ akrobatik
, membuat suatu kucuran ketersediaan dana akhirnya
menjadi rangkaian peristiwa yang menopang diri sendiri ( Pejabat Pemerintah dan
Anggota DPR ). Kucuran ketersediaan sudah mengubah prioritas. Era dimana
politik sudah berada di jantung kehidupan
Maka kerja politik adalah kerja mental yang menggapai keprihatinan - Tiada
seorang pun dapat berbuat lebih baik tanpa membuat orang lain lebih
buruk.
4)
Contoh Ketiga Kartu Tol Elektronik ( e - Tol )
a)
Perjalanan lewat jalan Tol, pada era kesadaran
persuasive minimal, setiap pengemudi yang menggunakan jalan tol, harus membawa
uang pas. Dengan tujuan menghindari kemacetan panjang. Pola kerja membayar tol
dengan uang cash langsung , dengan ketentuan sediakan uang pas. Cara membayar
Tol , dilakukan dengan cara Kerja Manual - Pm bekerja mendapat manfaat
langsung, artinya bahwa pengertian membayar adalah membeli manfaat dari jalan tol .
Setiap pengguna jalan memperoleh dari harga yang telah ditentukan ,
yaitu membayar senilai lajur jalan
tol, yang tarifnya sudah jelas
terpampang dilayar monitor atau papan tariff.
Kerja manual menceritakan pada Anda sebuah pengalaman peristiwa sebagai pengguna jalan tol membayar
Tol , sesuai tarif nya . setara dengan kocek yang Anda keluarkan.
b)
Pm menghasilkan – orang yang membuat lebih
baik tanpa membuat oran lain lebih
buruk.
c)
Berikutnya timbul gagasan membayar Tol ,
menggunakan Kartu Tol Elektronik ( e Tol ). Cara membayar tidak lagi dengan
cara kerja manual. Berubah menjadi cara kerja mental. Kodisi ini mengarahkan
mental kita pada dua aktifitas yaitu membeli Kartu e Tol. Kocek Anda ,
dikendalikan oleh kerja mental, hanya seputar urusan membayar Tol., sehingga
yang keluar dari benak Anda adalah Anda harus beli Kartu e Tol untuk membayar
jalan Tol. Satu manfaat dua transksi.
Sementara itu nilai Kartu e Tol Rp 50.000,- bukanya Anda harus
mengeluarkan kocek Anda sebesar itu, disini hukum ekonomi mulai bergerak Kartu e Tol adalah barang yang memiliki fungsi
“ kelangkaan dan kegunaan “.
d)
Manakala posisi Anda di tengah gerbang Tol tidak
memiliki Kartu, maka Anda diharuskan membeli Kartu e Tol. Kerja mental mengarahkan
Anda bahwa harga Kartu tidak setara dengan kocek yang dikeluarkan Anda. Disini
Kartu memiliki fungsi kelangkaan dan kegunaan .
Pertama “Kartu e Tol “ memiliki fungsi “ kelangkaan “ karena tidak tersedia di tempat itu , fungsi
lainnya adalah “kegunaan”. Anda dalam posisi di digerbang Tol, tidak membawa
kartu. Dua fungsi nilai ekonomis
Kartu mulai memunculkan karakternya
, tergantung keberadaanya.
e)
Katakanlah Anda berada di Jalan Tol Semarang
Kartu Tol nilai Rp 50.000 , atau isi 50.000 ,- harus Anda beli seharga Rp
75.000 ,-. Mungkin harga E Tol akan berbeda,
bila posisi Anda di Gerbang Tol Cirebon atau di Jalur Tol Jakarta.
f)
Peristiwa ini memberikan pengalaman kepada Anda, ternyata Kerja mental ( Px ) –
Membuat pengeluaran Anda menggunakan jalan Tol ,lebih besar , karena harga tidak sesuai tarif. – Manfaat pengguna
pada cara Kerja Manual , harga sesuai
tarif . Bandingkan dengan cara Kerja Mental ( Px ). Meskipun gagasan itu adalah
suatu cara dapat dikatakan sebagai efektifitas
memperlancar arus dan menghindari kemacetan. Implementasi Px- betatapun gagasan itu dengan konsep high teknologi , faktanya adalah
tidak membuat orang lebih baik tanpa
membuat orang lain lebih buruk.
g)
Konsep Kerja Mental ( Px –pada e Tol ) -
sebagai berikut : ketika Pm
memiliki nilai yang sama dengan Px- hasilnya Px tidak sama dengan Pm ( apakah nilai 50 sama dengan 50 ), 50
: 50 = 50-75.
5)
Contoh bagaimana
mendapatkan pemenuhan kebutuhan –kebutuhan biologis terhadap : rasa
lapar, rasa haus , rasa kurang cukup , rasa tidak nyaman, rasa was-was , rasa
bersalah , rasa ter-saing, rasa te-rasing , rasa kurang ber-untung, rasa marah
, rasa benci , nafsu , rasa ber-iman. Keseluruhan rasa-rasa yang disebutkan
dimuka akan berubah menjadi res extensa, karena kesadaran ( berpikir ) tidak lagi kedalam jiwa
dirinya , namun pemikiranya telah menjangkau melebihi cogintans , yang menjelma menjadi berpikir ( memiliki gagasan
) yang dilaksanakan dalam cara kerja mental. Penetrasi
nafsu Sex – dalam kerja
manual, persoalan sex adalah urusan
suami istri , tentu persoalan ini bisa
diatasi, dengan berhubungan badan. Namun
jika pemikirannya berada dalam kerja mental , sex bisa menjadi industri,
sebagai barang yang memiliki kegunaan bagi kebutuhan nafsu biologis , dan
memiliki nilai karena “kelangkaan”,
sehingga berubah menjadi barang langka
yang berharga tinggi.
6)
Penetrasi “ demokrasi “ dalam kerja manual adalah
tidak hanya memberi hak suara sama bagi individu, tetapi juga memberi
kesempatan luas kepada Negara untuk melakukan perubahan dan kemajuan di
beberapa bidang seperti kesejahteraan ekonomi, keadilan sosial, perdamaian, dan
stabilitas politik merupakan proses berkelanjutan . Untuk sampai pada tujuan kesana maka perlu kerja mental. Kesadaran Persuasive maksimal tidak lagi kedalam jiwa dirinya , namun
pemikiranya telah menjangkau melebihi cogintans
, yang menjelma menjadi gagasan /
berpikir “bagaimna jika“ dari Negara berkembang menjadi Negara maju.
7)
Arena pencapaian demokrasi adalah , rasa senang dan rasa terpenuhi - nya
segala kebutuhan hidup warga negaranya, dutuntut dengan dua cara kerja , manual
dan mental, sebagai dua hal yang seiring ,yang tidak mungkin dipisahkan satu
dengan lainnya dari sebuah negara untuk dapat dikatakan sebagai Negara modern /
maju.
8)
Pergulatan antara titik akhir dan titik
awal dari arena pemenuhan kebutuhan
dan kepuasaan , adalah keinginan dalam
jangkauan kebutuhan biologis dari komulasi “ rasa-rasa yang disebutkan diatas,
telah terkurung dalam gagasan /pemikiran demokrasi[1]. Kondisi kehidupan inilah yang melahirkan
bahwa kerja mental sangat dominan dari kerja manual .
9)
Kerja mental mencapai gagasan demokrasi adalah sporadik momentum antara kebutuhan dan
kepentingan, yang selalu membawa korban.
“ Tidak ada seorangpun berbuat
lebih baik, tanpa membuat orang lain lebih buruk “
[1] Demokrasi itu sendiri ,
dalam realisasinya tidak dapat memastikan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat,
bangsa, dan Negara, terutama dalam mengelola keragaman, kesetaraan , keadilan sosial , keamanan dan
kemajuan ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar